PROKSEMIK

A.   TEORI PROKSEMIK
            Proksemik adalah yang berhubungan dengan keadaan diri dalam lingkungan. Dalam bidang komunikasi, proksemik meliputi keterkaitan individu dengan lingkungan atau ruang, seperti penggunaan ruangan, pengaturan peralatan dan perlengkapan ruangan (misalnya, penempatan furniture), pengaturan posisi tempat duduk, atau jarak antara komunikator dengan komunikan.
Posemik adalah studi yang mempelajari posisi tubuh dan jarak tubuh (ruang antar tubuh sewaktu orang berkomunikasi antarpersonal). Adalah Edward T.Hall sebagai bapak dari studi prosemik yang mengenalkan teori ini.
Proksemik menurut Hall adalah bentuk lain untuk menjelaskan hubungan antara pengamatanya dan teori tentang bagaimana seseorang menggunakan ruang yang khusus dalam kebudayaan dan kebiasaan untuk berkomunikasi antarpersonal. Sebuah definisi khusus lagi tentang proksemik adalah studi tentang bagaiman seorang secara tidak sadar terlibat dalam struktur ruang atau jarak fisik antara manusia sebagai sesuatu keteraturan, tertib pergaulan setiap harinya. Konsep ini sebenarnya konsep yang dianalogikan dari studi-studi para arsitek wilayah perkotaan tentang bagaimana pengamanan suatu kota sebagai pemukiman.
Asumsi Dasar Teori
Ada tiga bentuk dasar ruang antarpersonal yang dikemukakan Hall, antara lain :
1)   Fixed feature space adalah suatu struktur yang tidak dapat digerakan tanpa persetujuan kita.
2)   Semi fixed feature space adalah struktur ruang yang sebagaiannya bisa di gerakan atas kehendak kita atau jangkauan kita.
3)   Informal Space adalah ruang atau wilayah di sekitar badan kita dengan orang lain.
Hall mengemukakan bahwa pada saat seseorang terlibat dalam komunikasi antarpersonal dengan orang lain maka bisa terjadi delapan kemungkinan katagori utama dari analisis proksemik, antara lain:
1.    Posture-sex factor, yaitu jarak antara pasangan waktu berhubungan sex.
2.    Sociofugal-sociopetal axis, adalah adanya hambatan ruang antarpersonaldalam berinteraksi, jika tidak ada hambatan disebut socialpetal axis.
3.    Kinesthetic factor, yaitu perilaku prosemik dengan kebiasaan menyentuh tubuh sehingga menunjukan tingkat keakraban antarpartisipan.
4.    Perilaku meraba dan menyentuh, seseorang mungkin dilibatkan dalam setiap cara meraba-raba, menyentuh, memegang, mengusap, menyinggung, mengecapi makanan dan minuman, memperpanjang pegangan, membuat tekanan-tekanan pada pegangan, sentuhan mendadak, ataupun kebetulan menyentuh.
5.    Visual code, kebiasaan kontak mata dengan jangkauan (saling memandang) dan tidak ada kontak sama sekali.
6.    Thermal code, mengamati kehangatan dari komunikator terhadap lainnya.
7.    Olfactory  code, factor ini termasuk jenis dan tingkat kehangatan yang terlibat waktu orang bercakap-cakap.
8.    Voice loudness, kekuatan suara waktu berbicara dihubungkan secara langsung dengan ruang antarpersonal.

B.   ZONA JARAK

§  Jarak Intim, pada jarak ini orang menjaganya seolah – olah zona ini milik pribadi. Hanya orang dekat secara emosional yang dapat memasukinya seperti kekasih, orang tua, suami-istri, anak-anak, kerabat dan sanak saudara, umumnya berjarak 15 – 46cm (bersentuhan- 18inch)
§  Jarak Pribadi, jarak fase dekat jarak pribadi ini antara 45 – 75cm dan fase jauh 75 – 120cm, dalm jarak ini kita masih dapat melihat banyak detail dari seseorang seperti rambut yang beruban, gigi yang kuning dll
§  Jarak Sosial, zona ini berlaku pada orang yang belum dikenal secara baik atau bahkan asing, seperti pada saat ditoko yang berbicara dengan pelayan toko. Umumnya berjarak 1.2 – 3.6m (4ft-12ft)
§  Jarak Publik, fasa dekat 360 – 450cm, pada jarak ini seseorang dapat mengambil tindakan definsif bila terancam, dn fasa jauhnya lebih dari 750cm. Fasa ini merupakan jarak yang diambil seorang aktor untuk beraksi dipanggung, pada jarak ini gerak gerik maupun suara harus sedikit berlebihan agar tertangkap secra detail










Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisa Kasus Etika Menggunakan Internet

Kebutuhan Manusia Terhadap Internet